cover
Contact Name
Fuad Mustafid
Contact Email
fuad.mustafid@uin-suka.ac.id
Phone
+6281328769779
Journal Mail Official
asy.syirah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum
ISSN : 08548722     EISSN : 24430757     DOI : 10.14421/ajish
Core Subject : Religion, Social,
2nd Floor Room 205 Faculty of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga, Marsda Adisucipto St., Yogyakarta 55281
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 45, No 2 (2011)" : 14 Documents clear
Ideologi dan Utopia Pemberlakuan Hukum Islam Studi Pemikiran Abdullahi Ahmed an-Na`im Pendekatan Sosiologi Pengetahuan Tholkhatul Khoir
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Pemikiran Hukum Islam Abdullahi Ahmed an-Na`im meliputi spektrum yang luas, mulai hukum keluarga, isu permurtadan di Afrika, konstitusionalisme, hukum pidana, hukum internasional, HAM, hingganegara sekular. Dari banyak pemikirannya itu, isu HAM dan negara sekular yang paling banyak mendapat tanggapan dari pemikir lain. Kemudian HAM dalam perhatian an-Na`im dapat ditekankan pada isu-isu: perbudakan, gender, dan kebebasan beragama. Dilihat dari sociology of knowledge, pemikiran an-Na`im dimaksud tentu tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial dimana an-Na`im hidup, belajar, dan bekerja. Sociology of knowledgemengandaikan bahwa pengetahuan seseorang sesungguhnya merupakan konstruksi sosial, bermotif dan berkepentingan, serta berkemungkinan ideologis atau utopis.
Perbandingan Kriteria Syariah Pada Indeks Saham Syariah Indonesia, Malaysia, dan Dow Jones Syafiq M. Hanafi
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Tulisan ini meneliti tentang kriteria penerbitan saham syariah pada tiga indek saham, Jakarta Islamic Index(JII), Kuala Lumpur Stock Excange Syariah(KLSI) dan Dow Jones Islamic Market Index(DJIM). Ketiga indek tersebutmenggunakan kriteria yang berbeda sebagai persyaratan menjadi saham syariah. Tulisan ini mencoba untuk menganalisis perbedaan kriteria-kriteria tiga indek tersebut. Perbedaan implementasi ajaran fiqh muamalah pada indek saham dikarenakan dasar acuan (pendapat fuqaha) yang dipergunakan berbeda. Kondisi indek dan jumlah saham masing masing indeks juga menjadi pertimbangan dalam menetapkan kriteria saham syariah.
Dimensi Politik dalam Ajaran-ajaran Tasawuf (Studi Kasus atas Manaqib Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani) Sahri Sahri
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Demokratisasi politik yang bergulir di Indonesia kini sangat memerlukan ragam tawaran konsep-konsep politik pada umat Islam agar mereka semakin cerdas dan arif menghadapinya. Sehubungan dengan itu, maka ajaran politik manaqib Syaykh Abd al-Qadir al-Jailani menjadi sangat relevan diketengahkan di tengah publik. Wacana-wacana politik yang berkembang di seputar manaqib lambat laun akan menjadi tawaran-tawaran sikap politik bagi para peminatnya. Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas membaca terjemahan manaqib berarti menafsirkan. Membaca dan menafsirkan berarti menulis ulang dalam bahasa mental dan bahasa pikir pembaca. Keberanian penulis untuk membahas manaqib didorong olehbeberapa tulisan yang telah ada sebelumnya. Ada dua tahap yang dilakuan dalam penelitian ini, yaitu tahap pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pada pembacaan heuristik, penulis memfokuskan pada struktur bahasa dan penggunaan istilah. Adapun pada pembacaan hermeneutik, penulis memaknakan teks yang dianggap sebagai tanda terhadap sesuatu yang tersirat dari teks yang terbaca. Dalam telaah teks, penulis mengabaikan sisi prinsip historis menyangkut ruang dan waktu yang ada dalam narasi isi manaqib. Oleh karena itu, isi tulisan ini tidak akan menjawab persoalan apakah isi teks manaqib termasuk sejarah atau mitos.
Rekontruksi Syari'at Islam (Pemikiran Khalil Abdul Karim Tentang Hubungan Syariat Islam Dan Tradisi Lokal) Siti Mahmudah
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Back to read the historical reality of how Islam is derived in the midst of a people known as 'Ignorance' by most people but not for some people who belong to the wise. As figure Khalil Abdul Karim did not want to mention Arabs as the Pre-Islamic Ignorance is the opposite because they are among the civilized and knowledgeable human height. As evidence God has provided a challenge to them so they could create works that are able to match the verses are referred to as the revelation of God in the Qur'an, if not able to do more, it is enough to make comparable with that mentioned in al-Qur 'an as mu'zizat of God bestowed on the Qur'an and entrusted to the Prophet Muhammad. This theory was used by Khalil Abdul Karim in order to answer any conflict between Islamic law that developed in the era of the contemporary world, have no concept of dialogue between Islamic law and local tradition that the two must keep going along in rhythm and in the theory and practice of life community wherever and whenever.
Sistem Penyelesaian Sengketa Ekonomi Islam: Instrumen Penting bagi Konsep Ekonomi Islam Mendatang Ramlan Yusuf Rangkuti
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Al-Qadh'(peradilan) merupakan perkara yang disyariatkan di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Allah Swt memerintahkan untuk memutuskan hukum atau menghukumi manusia dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Rasulullah Saw secara langsung mengadili dan menghukumi perkara yang muncul di tengah-tengah masyarakat dengan hukum-hukum Allah. Rasulullah Saw juga memberikan keputusan dalam beberapa masalah pernikahan, masalah harta, muamalah, dan 'uqbtumumnya; juga dalam masalah hisbahseperti ketika beliau mendapati pedagang di pasar yang mencampur gandum basah dengan gandum kering; dalam masalah mazhlim mengenai penetapan harga; dalam perselisihan antara Zubair bin Awwam dan seorang Anshar dalam masalah pengairan dan sebagainya. Tulisan akan memfokuskan pada penyelesaian sengketa dalam masalah ekonomi Islam.
HAM Beragama Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum Nurainun Mangunsong
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

sejatinya agama adalah pencarian spiritual manusia tentang hakekat kebenaran dan kedamaian dirinya dengan Tuhan yang terjadi secara evolutif. Dalam proses pencarian dan kebenaran itu maka beragama dipandang sebagai salah satu hak asasi manusia (HAM) yang harus dihormati oleh institusi apa dan manapun. Karena itu dalam konfigurasi ketatanegaraan, HAM beragama mempunyai posisi yang sangat penting. Bagaimanapun juga HAM beragama akan menemukan jantung persoalan yang utama ketika berhadapan dengan entitas negara. Persoalan yang munculkemudian bagaimana posisi agama dalam konteks negara? Atau posisi agama dalam konteks hukum? Tulisan ini ingin mengkaji lebih mendasar bagaimana HAM Beragama dalam perspektif Filsafat Ilmu Hukum.
Komparasi Metodologis Konsep Sunnah Menurut Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur (Perspektif Hukum Islam) Vita Fitria
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Two figures of contemporary moslem scholar, Fazlur Rahman and Muhammad Syahrur, have unique, dynamic conception and comprehension toward Sunnah and Hadits different from other scholars and moslems` comprehension in general. Both Rahman and Syahrur, emphasize more on methodological criticism on Sunnah and Hadits instead of criticism on matan and sanad. According to Rahman, the existence of hadits are historically improvable. Basically, the concept of sunnah have been existing since Islam born. It was merely guidance and protective in its nature. It embraced interpretations fit to situation and condition at the time, often considered as "living Sunnah" . Rahman`s criticism on recent condition is a comprehension toward hadits which tends to be stiff, unchangeable and even moresacred than Al-Qur`an itself, whereas Syahrur`s is method to apply laws in ummul kitab in simple way by breaking no rules settled by Allah. In Syahrur`s, it places custom laws as the determiner for problems still uncovered in law by noticing objective standard covering the context of space and time.
Uncertainty (Ketidakpastian) dan Antisipasinya Dalam Perspektif Keuangan Islam Afdawaiza Afdawaiza
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Dalam Islam mengambil resiko apapun adalah suatu yang dibolehkan bahkan dipuji. Hal ini dikarenakan tindakan yang seperti ini akan mendorong pertumbuhan dan pengembangan ekonomi. Resiko akan menciptakan nilai tambah untuk menciptakan usaha-usaha yang kreatif. Di sisi lain, ketidakpastian adalah suatu hal yang intrinsik dalam semua aktivitas ekonomi. Dalam hal resikoyang dapat dikontrol, hasil yang tidak pasti dari bentuk resiko ini sebenarnya digerakkan oleh sebab-sebab yang pasti yang dapat mempengaruhi atau mengontrol kemungkinan hasilnya. Jika seorang agen ekonomi ingin mendapatkan hasil dari suatu usaha yang bersifat tidak pasti, maka ia harus melakukan usaha-usaha yang nantinya bisa mendatangkan keuntungan. Artinya, hasil dari ketidakpastian tersebut sangat ditentukan oleh usaha yang dilakukan.
Panggung Politik Kiai Di Era Pemilukada Rudi Subiyakto
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Pada era pemilihan kepaladaerah langsung, Kiai sebagai elit lokal mempunyai nilai yang sangat berarti bagi calon pemimpin daerah. Dengan basis massa riil, Kiai dengan simbol-simbol agama merupakan modal yang signifikan dalam mendulang suara menuju kemenangan, terutama dalam rangka memobilisasi massa. Hal ini dikarenakan salah satu tugas pokok dalam rekruitmen politik adalah bagaimana elit yang ada dapat menyediakan kader-kader parpol berkualitas untuk duduk, terutama di kursi eksekutif maupun legislatif. Tarik-menarik kepentingan antara kandidat dan Kiai menjadi hal yang wajar. Kiai, dengan kharismanya mampu memobilisasi massa, sebaliknya kandidat pemimpin daerah mampu memberi berbagai fasilitas kepada Kiai.
Kualitas dan Kuantitas Mahar dalam Perkawinan (Kasus Wanita yang Menyerahkan Diri kepada Nabi Saw) Bambang Sugianto
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 45, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Sharia and Law - Sunan Kalijaga State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.2011.45.2.%p

Abstract

Hukum mahar dalam kajian fiqh munakahat adalah wajib. Persoalan kualitas dan kuantitas mahar itu sendiri dalam realitas masyarakat muslim sangat beraneka ragam. Pertanyaannya kemudian adalah kualitas dan kuantitas mahar itu dipahami. Pada masa Nabi Saw persoalan ini pernah muncul di tengah masyarakat ketika itu. Peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Sahl bin Sad. Ulama yangmemahami hadis ini secara tekstual berkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas mahar adalah cincin besi atau yang senilai dengannya, dengan kualitas sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Sedangkan ulama yang melihat hadis ini dalam kaitannya denganasbab al-Wurudnya kemudian melahirkan pendekatan kontekstual berkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas sebuah maharadalah senilai dengan nisabpotong tangan, sedangkan cincin besi adalah batasan minimal untuk maharyang disegerakan. Sedangkan ulama lainnya yang memasukkan pengajaran al-Quran dapat dijadikan sebagai maharberkesimpulan bahwa batas minimal kuantitas maharadalah tidak terbatas, selama ada kerelaan, keridhaan dan kesepakatan antara kedua belah pihak yang yang melakukan akad.

Page 1 of 2 | Total Record : 14